Malam ini penulis rindu sekali go to the club. Tapi apa daya, dikarenakan sudah berjanji kepada diri sendiri untuk tidak menjadi party animal lagi, malam ini penulis tetap stay di rumah sambil melihat video Dash Berlin melalui you tube. Hiks hiks hiks. :)

Untuk para rekan kompasianer, yang belum sama sekali pergi atau mengetahui dunia gemerlap (khususnya buat adik-adik rekan kompasianer), penulis hanya bisa menyarankan agar tidak sekali pun menginjakkan kaki di sana. Mengapa? Karena satu kali, dua kali, tiga kali pergi, maka akan ada kepergian yang keempat kali, lima kali dan seterusnya. Dijamin kita akan nyandu untuk kembali lagi ke sana.

Penulis pun pada awalnya pergi ke club bukan karena niat untuk pergi. Melainkan karena semasa penulis kelas dua SMA, penulis mempunyai grup musik beraliran hip hop. Kebetulan pada masa tersebut (red. 1995), ada sebuah klub di kawasan Blok M yang bernama M Club. Saat itu penulis dan teman-teman mengikuti kompetisi hip hop. Singkat cerita, meski penulis tidak memenangkan kompetisi tersebut (yang menang pada kompetisi tersebut grupnya Dewi Rezer), namun grup hip hop penulis mendapat sambutan yang meriah dikarenakan kami membawakan musik aliran gangsta funk dengan lagu milik Snopp Doggy Dogg, yang berjudul Gin and Juice (pada masa itu musik hip hop di Indonesia, masih di dominasi musik hip hop seperty Naughty By Nature, Run DMC, House of Pain dan lainnya).



Menjadi hip hopper dilanjutkan kembali pada masa-masa kuliah hukum, meski penulis sudah tidak bergabung dengan grup penulis pada masa SMA. Penulis mempunyai grup baru yang lumayan terkenal pada masa tersebut. Narsis and lebay sedikit ya. He he he. Saat itu, grup penulis sudah mulai menjadi featuring band, yang mendapatkan bayaran dan membuka guest star seperti Gigi, Ada Band, Bragi, fashion shownya Oscar Lawalata, dan lain-lain. Tampil dari satu panggung ke panggung lain. Dari satu sekolah ke sekolah lain. Dari satu kampus ke kampus lain. Sampai pada akhirnya, penulis mulai tampil di club-club, seperti di Club Tiga Puluh, Hotel Le Meridien dan CJ's Bar, Hotel Mulia pada setiap hari Jumat dan Sabtu malam. DJ yang pernah mengiringi penulis saat itu, DJ Boim Ghetto, DJ Eric dan pernah juga dengan DJ Max Don pada acara di PRJ Kemayoran pada tahun 1999. What a wonderful life. Penulis sudah dapat menyalurkan hobi, plus mendapatkan uang dan menikmati indahnya dunia malam bak selebritis. Ha ha ha.
Kemudian dikarenakan orangtua penulis tidak setuju atas kegiatan penulis dengan hip hop tersebut, maka penulis diminta memilih apakah akan melanjutkan kuliah atau bermusik pada tahun 2000 (saat itu penulis akan skripsi). Jadi mirip-mirip film Coboy Junior sedikit nih di sini. He he he. Yang pada akhirnya penulis dengan berat hati memilih fokus kepada skrispi dikarenakan penulis menulis skripsi dengan tema yang agak berat, perihal mempertanyakan kedudukan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada saat itu. Sok serius sedikit di sini. He he he.

Alhamdulillah pengerjaan skripsi selesai dalam waktu tiga bulan dengan dosen pembimbing materi, Bapak Yunus Husein (yang pada waktu itu menjabat di Bank Indonesia, selaku Kepala Biro Hukum kalau tidak salah). Yang kemudian penulis lulus dalam masa empat tahun dengan sangat memuaskan. Thanks God. I love you much.

Realita kehidupan dimulai setelah masa wisuda selesai. Sempat mencari pekerjaan selama tiga bulan, pada akhirnya penulis bekerja di law office ternama, yang dapat dikategorikan sebagai kantor hukum kelas menengah. Yang seringkali kantor hukum tempat penulis bekerja tersebut, berhadapan dengan law firm papan atas di Indonesia. Wew. Kehidupan penulis sebagai anak muda di law office tersebut sangat dituntut tahan banting, kritis, smart dan mempunyai daya juang yang sangat tinggi guna menghadapi law firm-law firm papan atas untuk kepentingan hukum klien. Alhamdulillah, banyak perkara yang ditangani dan seringkali menangnya dibandingkan kalahnya. :)

Dapat dibayangkan tingkat stres penulis pada masa tersebut, yang akhirnya after office hour, tiga kali dalam seminggu penulis mulai kembali kepada kehidupan malam. Didahului dengan kongkow kongkow sambil bermain (red. olahraga) bilyard di Club 45, Blok M dilanjutkan ke Kemang dan tujuan terakhir pada masa itu ke Stadium, Jakarta Barat. Dalam satu malam penulis dan rekan-rekan dapat pergi ke tiga tempat sekaligus. Yang terkadang diselingi dengan bertemu klien atau calon klien. Masa-masa yang tidak terkontrol atas pengeluaran uang. Masa-masa seperti di film seri Ally McBeal. Masa-masa pikiran-pikiran pendek yang seringkali dipergunakan, meskipun penulis dan rekan-rekan tetap profesional saat bekerja di kantor. :) Oh iya, satu hal lagi, saat penulis clubbing tersebut, penulis selalu meminta kepada DJ untuk memainkan satu atau dua lagu hip hop dengan penulis yang menge-rap-kannya. :D Kalau kata Bung Iwa K, selalu berusaha membuat "Malam Ini Indah". He he he.